Kamis, 31 Januari 2013

Amanah itu...


(disalin dari halaman terakhir Buku Saku Peserta PPSDMS NF)

 
Amanah Itu

Sejatinya amanah itu,
Bukan karena kamu mampu
Bukan pula karena mereka merasa kamu mampu

Bukan karena kamu tahu kapasitasmu
Bukan pula karena mereka tahu kapasitasmu

Dan jangan sampai pula karena kemauanmu

Amanah itu kehendak Allah, rencana Allah atas kehidupanmu

Bahkan sekiranya semua orang di sekitarmu berhimpun untuk menjauhkanmu dari amanah itu, jika Allah tahu itu yang terbaik bagimu, maka Ia berikan amanah itu kepadamu.

Bahkan sekiranya semua orang di sekitarmu bersepakat menyatakan bahwa kamu tak mampu, jika Allah tahu amanah itu jalan terbaik untuk meningkatkan kapasitas dirimu, maka Ia berikan amanah itu kepadamu

Bahkan sekiranya semua orang di sekitarmu berupaya maksimal agar seseorang yang bukan dirimu yang mengemban amanah itu, jika Allah ingin Mendidikmu dengan amanah itu, maka Ia berikan amanah itu kepadamu

Bahkan sekiranya seluruh aibmu seketika memenuhi fikiranmu dan membuatmu berhenti melangkah karena ragu, jika Allah tahu amanah itu akan membuatmu menjadi hamba yang semakin baik dan semakin dekat dengan-Nya, maka amanah itu akan Ia berikan kepadamu.

Percayalah, ada Rencana Terbaik yang sudah Allah persiapkan
Sikapilah dengan ikhtiar terbaik yang kamu lakukan,
Serta pertanggungjawaban terbaik yang bisa kamu persiapkan.
Sekali lagi, ini bukan tentang kamu dan mereka, ini tentang kamu dan Dia.

Dan melangkahlah dengan percaya, bahwa bersama-Nya semua akan baik-baik saja.

Rabu, 30 Januari 2013

Jangan Jadi Kader Nyebelin!


Duh.. Ukhti.. Akhi..
kesana... kemari...
mau kemana siiii?
oh ternyata amanah ditanggung sendiri..
katanya bilang tak ada orang lagi,
padahal mau nyari kesibukan sendiri,
kata orang sih militansinya tinggi!

Kalau jalan tanpa basa-basi,
serasa dunia milik sendiri.
padahal disampingnya ada orang yang butuh solusi
kamu jawab, "tanggung sendiri.."
duh.. jawabannya bikin sakit hati
padahal ngakunya kader sejati

Ah, gimana sih.
ngaku diri paling bersih
anak baru ngaji dibikin risih
padahal dirinya baru ngaji,
gak sadar diri,
sampe-sampe ngerasa suci

wahai Ukhti... Akhi...
kita hanyalah jundi,
kita membantu bukan menyendiri
memberi solusi bukan jadi presipitasi
menyeru bukan menghakimi
senantiasa menyucikan hati bukan merasa suci sendiri

wahai ukhti... akhi...
jangan merasa sendiri
jangan merasa paling tinggi

kupersembahkan tulisan ini
untuk kita sekalian
agar senantiasa merendahkan hati
menggapai ridho Allah, Tuhan semesta alam


---------------------

kupersembahkan untuk saudara-saudariku sekalian sebagai tanda cinta yang teramat dalam 
dan sebagai muhasabah diri ini, untuk senantiasa meng-upgrade diri. 
mengaku diri lebih baik, adalah kehinaan.
menjadi presipitasi adalah memalukan.
namun, istiqomah menjadi penyeru adalah nilai kebaikan :)
semoga bermanfaat~

Selasa, 29 Januari 2013

Yang Dahulu Pernah Mengikat kita. Ingatkah?

#nomention
teruntuk sahabat yang aku cintai karena Allah.

Tidak.
terlalu gamblang ku nyatakan dalam indahnya kata,
maka dari itu izinkan aku menuliskan syair dalam jiwa.
mungkin bukan salahmu, dia, kalian bahkan mereka
tak menutup kemungkinan itu salahku.
terlalu abu-abu keputusan itu
hingga terka penuh kelabu dalam memoar rindu
masa itu...
mengingatkanku pada masa terakhir kita menyeka air mata
di balik hati yang membiru.
kau katakan, "Aku mencintaimu... karena Allah."
namun setelah itu? hilang! kemana kau terbang?
tak ingatkah semua kenangan? sementara aku disini,
masih saja terlarut dalam ingatan
yang tak diharapkan datang,
menghapus semua yang telah dikenang.
mata? telinga? hati?
kau kemanakan tiap bait-bait do'a dalam rabithahmu?
benar saja bahwa ukhuwah adalah akibat dari iman.
pantas saja kau membuang memoar asa dalam benakmu,
mungkin hanya karena iman, ya.. iman.
iman yang sudah rombeng terombang-ambing dalam kelamnya zaman
ah, tidak...
bukan imanmu, imannya, atau iman mereka. tapi imanku!
aku akan tetap mencintai kalian karena Allah
walau kita tak lagi dalam ikatan.
semoga kita kan berjumpa lagi,
dalam iman yang kian meninggi
dan merasakan manisnya rabithah yang kita tangisi
teriring doa dariku selalu untukmu, sahabat...


Inspirasi tak Bertepi itu... Mama

Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia

Kita sudah sangat sering mendengar lagu itu sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar, dan bisa jadi kita sudah hafal dengan lagu itu. tapi, sudahkah kita menghayati lagu tersebut? atau kita hanya menyanyikan liriknya tanpa ada 'ruh' yang ikut andil dalam kita menyanyikannya?
kali ini saya bukan ingin menggambarkan sosok seorang wanita penuh cinta yang ada di hidupku. beliau adalah mama yang telah mengandung dan melahirkanku dengan susah payah.. :')

dengan rasa cinta yang teramat dalam dan air mata yang tak mampu lagi kubendung,
kubuat tulisan ini untuk seorang mama yang hebat dan tangguh sedunia
.:. ------------------------------------------------- .:.

teringat masa kecilku...

kau tak pernah membelikanku boneka barbie,
mainan-mainan mahal,
hanya majalah Bobo kesayangan yang kau belikan.
saat itu aku marah, kesal!
tidak punya mainan hebat seperti teman-teman yang lain

kau jarang sekali membelikanku pakaian mewah,
jepitan warna-warni,
hanya mukena putih bersih dengan hiasan lucu yang kau berikan
saat itu aku merasa ketinggalan zaman,
tidak modis!

kau jarang sekali memberikanku uang,
disaat teman-teman sebayaku asyik jajan dengan uang yang diberikan mamanya
hanya nasi putih dan ayam goreng kesukaanku yang kau berikan hampir setiap hari untuk bekalku ke sekolah,
hanya ketika ku dapat ranking kau berikanku uang seratus ribu
saat itu aku sedih, kau pelit sekali

kau sering sekali memarahiku ketika ku malas belajar
tak bisa membaca, ku dimarahi
tak bisa menulis, ku dimarahi
tak mendengarkan guru ku dimarahi
ah, mama jahat sekali!

kau sering sekali memarahiku ketika ku malas sholat dan mengaji
ku dipaksa untuk ikut TPA
ku dipaksa untuk berpuasa
kau imingi-imingi aku dengan donat kesukaanku jika aku menurut padamu,
atau dengan ayam goreng kesukaanku hampir disetiap akhir pekan

mengapa kau tak seperti mamanya temanku?
yang selalu membelikan boneka barbie dan mainan mahal, bukan majalah Bobo
yang membelikan anaknya pakaian mewah, bukan mukena lucu
yang memberikan uang jajan lebih untuk dibawa ke sekolah, bukan bekal ayam goreng
yang tidak pernah memarahi jika anaknya malas belajar
yang tidak pernah memaksa untuk sholat dan baca Al-Qur'an

mama, kini aku sudah beranjak dewasa...
perlahan, ku mulai mengerti semuanya
bahwa kaulah mama terhebat dan tertangguh sedunia
kau ajarkan aku untuk membuka jendela dunia dengan membaca majalah Bobo maka dari itu aku bisa membaca dan mendapat pengetahuan umum
kau ajarkan aku untuk tidak berpenampilan bermewah-mewah dengan baju-baju mahal maka dari itu aku bisa belajar untuk berhemat
kau ajarkan aku untuk tidak jajan sembarangan maka dari itu aku jarang sekali sakit karena jajanan tak sehat
kau ajarkan aku untuk tidak malas belajar maka aku pun punya motivasi untuk berprestasi
kau ajarkan aku untuk tidak melupakan Allah maka aku pun juga senantiasa mengingatmu dan mencintaimu selamanya karena Allah.

mama...
masih banyak inspirasi tak bertepi itu...
hanya saja diri ini tak lagi mampu menuliskan semuanya,
air mata ini tak mampu lagi ku bendung karena hati ini yang telah mengharu-biru

tak ada satu pun kebaikanku padamu,

yang mampu membalas semua kehebatan dan ketangguhanmu
hanya Dia Yang Maha Hebat dan Maha Tangguh yang dapat membalas kebaikanmu,

~~

ya Allah, jagalah mamaku...
jagalah, kasihilah dan sayangilah mamaku,
seperti beliau menjaga, mengasihi dan menyayangi aku..
di waktu kecil hingga detik ini.



Minggu, 27 Januari 2013

Ukhuwah


Maukah kau kuberi tahu?
tentang sesuatu yang tak pernah terkikis oleh waktu,
tak pudar oleh warnanya zaman,
tak kenal batas antar bangsa, bahasa dan budaya?

ia adalah ukhuwah islamiyah.
ketika kubaca firman-Nya, “sungguh tiap mukmin bersaudara”
aku merasa, kadang ukhuwah tak perlu di risaukan
tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman
.
aku ingat pertemuan pertama kita
dalam dua detik, dua detik saja
aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan
itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
dengan iman yang menyala, mereka telah mufakat
meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat
.
ya, kubaca lagi firman-Nya, “Sungguh tiap mukmin bersaudara”
aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan
karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh
saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan
saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai
.
aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
mungkin dua – duanya, mungkin kau saja
tentulah terlebih sering, imankulah yang compang – camping
.
kubaca firman persaudaraan
dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan;
‘para kekasih pada hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain…
kecuali orang – orang yang bertaqwa”
(Salim A. Fillah, dalam buku “Dalam Dekapan UKHUWAH”)

Berdamai dengan Masa Lalu

Bukan karena aku mampu, tapi karena aku mau. Maka biarlah Allah yang akan mampukan diriku untuk terus memperbaiki diri :')
dan mulai sekarang aku nyatakan, "Ya, aku mau!"