Sabtu, 16 Maret 2013

Dakwah adalah cinta (alm. Ust Rahmat Abdullah)

Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.
Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak.
Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.
Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik?
Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.
Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.
Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi.
Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.
Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..
Karena itu kamu tahu. Pejuang yang heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar.
Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang… “
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Jumat, 08 Maret 2013

Lillah, tak pernah lelah

Ada yang mengeluh, merasa jenuh, ingin gugur dan jatuh ia berkata “lelah!”. Ada juga yang lelah, tubuhnya penat tapi semangatnya kuat. Ia berkata “Lillah!”, karena Allah, Ikhlaskanlah. Tetap semangat pejuang-pejuang Allah!

untukmu pejuang dakwah

suatu hari nanti saat semua telah menjadi masa lalu, aku ingin berada diantara mereka yang bercerita tentang perjuangan yang indah, dimana kita adalah sang pejuang itu sendiri. tak pernah kehabisan energi untuk selalu bergerak, meski terkadang godaan untuk berhenti atau bahkan berpaling arah begitu menggiurkan. seperti kata ustadz Rahmat Abdullah,
“Ketika orang tertidur kau terbangun, itulah susahnya. Ketika orang merampas kau membagi, itulah peliknya. Ketika orang menikmati kau menciptakan, itulah rumitnya. Ketika orang mengadu kau bertanggung jawab, itulah repotnya. Oleh karena itu, tidak banyak orang bersamamu disini, mendirikan imperium kebenaran”.

sabar dan ikhlas

Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batas dan bukanlah keikhlasan jika masih merasakan sakit

Semangat!

Semangaaaat! Lillah tak akan lelah.
Lillah, fillah, bismillah :')

Rabu, 06 Maret 2013

mencintaimu dalam diam

cukuplah aku mencintaimu dalam hati,
menitipkan doa kepada Allah,
meluapkannya pada bait-bait doa dalam sujudku.
dan menjagamu melalui Allah...


cinta sejati

cinta kepada Allah adalah cinta yang tak pernah bertepuk sebelah tangan :')
karena-Nya ku mampu menembus ruang hati terdalam, merasakan cinta yang teramat dalam...

Program Pengenalan Alur Penelitian (PPAP)


Alhamdulillah, program kerja perdana telah selesai. banyak ilmu yang didapat dari PPAP ini. walaupun saya masih (kuranglebih) akan penelitian 2 tahun lagi, tapi info-info yang ada di acara ini sangat bermanfaat! jadi ga galau lagi milih Kelompok Bidang Ilmu hehe :D insyaAllah pilih Analytical Chemistry dan Biochemistry :')

Musyawarah Kerja HMD Kimia FMIPA UI 2013





Aku ingin disaat semuanya menjadi masa lalu, aku bercerita tentang perjuangan yang indah. dimana aku menjadi bagian dari pejuang-pejuang itu. tak pernah kehabisan energi untuk bergerak. tak pernah ada kata lelah, karena semuanya Lillah... :')


Akan menjadi kenangan yang manis 
bersama keluarga Hiimpunan Mahasiswa Departemen Kimia FMIPA UI 2013,
Al-Multazam, Depok
2-3 Maret 2013